Mbappé vs PSG, Konflik panjang antara Kylian Mbappé dan Paris Saint-Germain (PSG) memasuki babak baru yang jauh lebih serius. Perseteruan yang telah berlangsung sejak tahun 2023 kini resmi meningkat ke ranah hukum setelah kedua pihak melayangkan tuntutan besar-besaran di pengadilan buruh Paris. Mbappé menuntut mantan klubnya sebesar 232 juta pounds (sekitar Rp5,1 triliun), sedangkan PSG tidak tinggal diam dan mengajukan gugatan balasan senilai 211 juta pounds (sekitar Rp4,6 triliun).
Perang hukum ini dianggap sebagai puncak dari keretakan hubungan antara salah satu pemain terbaik dunia itu dan klub raksasa Prancis tersebut. Sengketa ini juga menjadi salah satu konflik paling besar dalam sejarah sepak bola modern, dengan nilai gugatan yang mencapai angka fantastis.
Awal Perseteruan: Penolakan Kontrak Baru dan Transfer yang Gagal
Permasalahan antara Mbappé dan PSG berakar dari keputusan sang pemain yang menolak memperpanjang kontraknya pada Juli 2023. Saat itu, PSG menawarkan kontrak jangka panjang dengan nilai besar, namun Mbappé memilih menolak. Penolakan itu membuat PSG terpojok karena risiko kehilangan pemain secara gratis pada akhir musim 2023/24.
Tidak hanya itu, Mbappé juga menolak tawaran megatransfer dari Al-Hilal yang kabarnya mencapai 300 juta euro. PSG merasa penolakan tersebut merugikan mereka secara finansial, karena seharusnya klub dapat mengantongi pendapatan transfer terbesar dalam sejarah sepak bola.
Akibat penolakannya, Mbappé dilaporkan sempat disingkirkan dari skuad utama dan berlatih terpisah. Kondisi ini kemudian memicu ketegangan internal dan menjadi dasar dari tuntutan sang pemain ke pengadilan.
Tuntutan Besar Mbappé: Klaim Kerugian dan Perlakuan Tidak Adil
Setelah resmi pindah ke Real Madrid pada musim panas 2024, Mbappé bersama tim pengacaranya mengajukan tuntutan kepada PSG. Nilai tuntutan itu mencapai 232 juta pounds, yang diklaim sebagai kompensasi atas kerugian dan perlakuan tidak adil selama memburuknya hubungan kedua belah pihak.
Dalam dokumen tuntutan, pihak Mbappé menyebut adanya tindakan pembekuan dari skuad utama, tekanan internal, serta ketidakjelasan hak-hak finansial yang seharusnya diterima sang pemain. Mereka menegaskan bahwa PSG telah melanggar kewajiban profesional terhadap pemain yang masih terikat kontrak pada saat itu.
Tuntutan tersebut juga mencakup hak-hak keuangan berupa bonus loyalitas dan komponen pembayaran lain yang menurut Mbappé masih menjadi kewajiban PSG.
Bonus 55 Juta Euro yang Jadi Sumber Masalah Utama
Permasalahan finansial terbesar dalam konflik ini adalah bonus senilai 55 juta euro. Menurut laporan, bonus tersebut disepakati pada Agustus 2023, ketika PSG dan Mbappé mencapai kesepakatan agar sang pemain tidak merugikan keuangan klub meski hengkang secara gratis.
PSG mengklaim bahwa Mbappé telah menyetujui untuk melepaskan bonus itu. Sebagai gantinya, klub mengizinkan sang pemain untuk tetap bermain dan menyelesaikan musim tanpa konflik terbuka. Namun setelah resmi pindah ke Real Madrid, Mbappé tetap meminta PSG untuk membayar bonus tersebut.
Liga Prancis (LFP) sempat memutuskan bahwa PSG wajib membayar bonus yang tertunda itu. Tetapi PSG langsung mengajukan banding atas keputusan tersebut pada September 2024. Kini, persoalan bonus ini juga menjadi bagian dari materi sengketa di pengadilan buruh Paris.
PSG Melawan: Tuntutan Balasan Rp4,6 Triliun
Mbappé vs PSG, Sebagai respons atas tuntutan besar Mbappé, PSG justru melakukan serangan balik. Klub milik Qatar itu menuntut Mbappé sebesar 240 juta euro (setara 211 juta pounds). Mereka mengklaim telah mengalami kerugian finansial dan citra klub akibat tindakan sang pemain.
PSG menilai kegagalan transfer Mbappé ke Al-Hilal sepenuhnya disebabkan oleh keputusan sang pemain. Transfer tersebut dinilai akan menghasilkan 300 juta euro bagi klub—jumlah yang sangat besar dan dapat meringankan anggaran operasional klub saat itu.
Selain kerugian finansial, PSG juga menuding Mbappé telah melakukan pelanggaran kontrak dan manipulasi komunikasi internal. Klub menyebut sang pemain tidak loyal karena diduga menyembunyikan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak selama hampir 11 bulan.
Menurut PSG, tindakan tersebut membuat klub merugi karena mereka tidak dapat menyiapkan strategi jangka panjang maupun mencari pengganti yang tepat.
“Tidak Loyal”: Tuduhan Berat dari Manajemen PSG
Dalam gugatan balasannya, PSG menegaskan bahwa Mbappé telah bertindak tidak loyal terhadap klub. Mereka menilai sang pemain sengaja menyembunyikan niatnya hengkang tanpa memberikan kesempatan bagi klub untuk menjualnya.
PSG mengklaim Mbappé:
- melanggar komitmen kontrak,
- menyembunyikan keputusannya tidak memperpanjang kontrak,
- merugikan klub secara finansial dan citra publik,
- serta menunjukkan sikap yang tidak profesional selama proses negosiasi.
Pihak klub menegaskan bahwa mereka tidak pernah melakukan tekanan atau pelecehan terhadap Mbappé seperti yang dituduhkan pihak pemain.
Pengadilan Buruh Paris Akan Jadi Penentu
Mbappé vs PSG, Kasus panas ini kini resmi ditangani oleh pengadilan buruh Paris. Dengan nilai kerugian yang dituntut mencapai total lebih dari 443 juta pounds, putusan pengadilan ini akan menjadi salah satu keputusan terbesar dalam sejarah perselisihan kontrak pemain sepak bola.
Keputusan akhir diperkirakan akan keluar pada 16 Desember, dan dunia sepak bola menantikan bagaimana kasus ini akan mengubah dinamika hubungan klub dan pemain di masa depan.
